di belakang: ep.4 - yang lebih menakutkan dari pukul tiga pagi

by - 11:00:00 AM

yang lebih menakutkan dari pukul tiga pagi ditulis berdasarkan apa yang saya sadari akhir-akhir ini (rasanya memang semua tulisan saya seperti itu, sih). tapi bagi saya ini merupakan salah satu penyadaran yang membuat saya takjub. jadi, begini ceritanya.


-

saya rasa belum ada seorang pun, setidaknya yang sudah mencapai umur saya, yang belum pernah terjaga pada pukul tiga malam karena pikirannya sendiri. terlepas dari apapun sumber pikirannya: patah hati, cemas menanti hal dalam hidup yang tidak pernah pasti, atau urusan-urusan logika yang terlarut dalam hati. maka puisi-puisi kini sering menjadi lapak semarak bagi cerita-cerita pedih di pukul tiga pagi.

pukul tiga pagi memang sepi. pun kalau ada manusia di sampingmu, pukul tiga pagi adalah jam-jam yang kau habiskan dengan pikiranmu sendiri; serakah, tidak ingin terbagi. entah bagaimana dengan tiap orang, tapi ini yang selalu saya rasakan.

setelah beribu pukul tiga yang dilewati sambil terjaga, tentu saja saya jadi  merasa itu adalah hal yang paling menyeramkan dan menyulitkan saya. saya selalu berusaha membuat diri terlalu lelah sehingga bisa mencegah pikiran jahat mengembara terlalu jauh sebelum saya bisa menutup mata.

-

namun saya rasa ada beberapa dari kita yang kurang beruntung, yang pernah merasa hal yang lain: tak berdaya saat siang menjelang.

ada pertemuan yang harus dilaksanakan pukul 10.30, dan pekerjaan yang harus selesai sebelum pukul empat sore, notifikasi pesan yang harus dicek dan dibalas, juga makanan yang harus disantap karena perutmu sudah protes belum diisi dari pagi. tapi terlepas dari semua tuntutan yang ada, berbaring di tempat tidur terasa lebih nyaman.

berbaring di tempat tidur lebih nyaman, karena kita bisa menghindar dari amarah yang mungkin dilontarkan orang yang kita harus temui pukul 10.30; juga menghindar dari kewajiban melibatkan diri pada percakapan kosong di aplikasi.
berbaring di tempat tidur lebih nyaman, karena kita tidak bisa melakukan kesalahan apapun ketika kita memang belum mengerjakan apapun.
berbaring di tempat tidur lebih nyaman, karena berdiri dan memulai hari juga bisa berarti mengawali berbagai kesalahan yang mengantre untuk tak sengaja dilakukan.

tapi satu yang luput: bahwa tetap berbaring di tempat tidur memang lebih nyaman, tapi nyaman tidak membuat kita berkembang.

dan tidak berkembang membuat kita tidak hidup.




saya rasa penyadaran itu yang membuat saya kaget. saya pikir, pekak pikiran dini hari sudah mampu melumpuhkan saya seutuhnya, tapi nyaman yang menahan gerak saya di siang hari lebih mematikan.

karena saat orang lain menahan rasa tidak nyamannya, kemudian bergerak, dan berkembang, dan hidup, saya kecanduan nyaman yang sementara dan ingin hidup hanya di dalamnya,


walau sadar betul bahwa berbaring selamanya hanya bisa dilakukan kalau hidupmu sudah selesai di dunia.




bagi kita yang kurang beruntung, yang merasa pukul sepuluh hingga pukul dua siang lebih menyeramkan dari pukul tiga pagi, saya selalu berdoa agar kita masih bisa menemukan hal sekecil apapun, sesederhana apapun, yang kemudian bisa membuat kita mau memulai hari, melakukan kesalahan dan dimarahi atasan, kemudian berkembang.

semoga kita bisa mau terus hidup.



cheers,
ζ



------------------------------------------------------------
picture 1: kosan Seno
taken by Ahmad Seno with Fujifilm XT20 on 27/07/2018
edited with Microsoft Office Picture Manager
picture 2: kosan Chintya
taken with Lenovo S850 on 14/09/2018
edited with KujiCam and Microsoft Office Picture Manager

You May Also Like

0 comments