di belakang: ep.5 - layang-layang
saya adalah orang yang percaya bahwa tidak ada yang namanya pemberi harapan palsu, yang ada hanya mereka yang terlalu mudah jatuh cinta.
(atau setidaknya saya belum pernah bertemu orang yang sejahat itu)
layang-layang dibuat karena teman saya mencetuskan sebuah kalimat yang saya rasa akan jadi seru jika bisa dikembangkan lebih jauh menjadi sebuah tulisan. tidak ada perasaan-perasaan pahit milik pribadi dan pemikiran rumit yang mendasarinya; hanya ingin bercerita dan berharap mewakili cerita mereka yang pernah menjadi layang-layang dalam hidup seseorang.
"... jadi layang-layang, tuh. abis ditarik-ulur, diterbangin, diturunin, tapi pas putus gak dikejar juga, kan. dilepasin gitu aja."
saya rasa kalimat ini adalah bagian yang saya ingin sekali sampaikan di bagian ii lewat lebihnya presensi dan absennya spasi. memang pada dasarnya layang-layang adalah, sejauh ini, tulisan yang bagi saya sangat sederhana. bagian i dan iii hanya menjadi sebuah pengantar dan penutup yang memberi konteks lebih bagi bagian ii.
sebuah pengalaman baru dan menarik bagi saya untuk menulis sajak lewat kreasi jarak dan pengaturan huruf di tiap larik. semoga ini bisa dimaknakan dengan baik oleh pembacanya.
-
secara sederhana, layang-layang adalah simbol dari mereka yang (mungkin) sudah dipermainkan hatinya. dan anak lelaki yang sudah bukan anak-anak lagi ini adalah lambang dari mereka yang (mungkin) sudah mempermainkan hati anak manusia lainnya.
dan tulisan ini pun bukan tentang siapa yang jahat dan siapa yang dungu, bukan tentang saling menyalahkan pihak tertentu. karena adalah hak setiap orang untuk memilih cara memperlakukan manusia dan hak tiap orang untuk merasa dan jatuh cinta. namun apa yang dirasa, diungkap, dan ditangkap memang tidak selalu sama antara satu dan yang lainnya.
sekali lagi, tulisan ini bukan membahas pihak mana yang tidak punya hati dan pihak mana yang kelebihan rasa. tulisan ini bermakna bahwa sedih yang kalian, para layang-layang, rasakan saat dilepas dan tak dikejar itu sah-sah saja.
sedih itu memang benar adanya, dan sangat nyata.
tidak apa-apa, tidak apa-apa.
ketika robekmu selesai ditambal dan patahmu sudah ditopang, akan tiba waktumu untuk terbang lagi suatu hari nanti.
sampai bertemu di lapis langit kesepuluh.
cheers,
0 comments