Mata Salsa masih setengah tertutup ketika ia menjerang air di ketel; baru sepenuhnya terbuka ketika ia membuka lemari dan tidak mendapati gelas bersih. Ia menghela napas dan mengedarkan pandangan ke penjuru apartemennya. Pantas saja; satu gelas bertengger di bagian lengan sofa (posisi yang berbahaya, ia tahu; ia juga bingung bagaimana gelas itu bisa belum jatuh juga), satu gelas lain ada di meja kerjanya, dan satu lagi di atas kulkas. Ketiganya, ia sudah tahu tanpa perlu melihat, berisi ampas kopi pagi tiga hari kemarin. Rasa-rasanya ampas di gelas di atas kulkas sudah siap jadi tempat tumbuh jamur. Salsa tidak peduli; bentuk kehidupan di masa-masa penuh kematian, sehina apapun, harus diapresiasi.